Pembekuan, Sanksi FIFA, hingga Anjloknya Peringkat Indonesia
ShadowPrediksi yang terjadi di sepakbola Indonesia kali ini memang bukan yang pertama. Dunia sepakbola kita sebelumnya juga pernah berada dalam kondisi tak jelas dan membingungkan ketika liga domestik terpecah menjadi dua versi pada 2010.
Bedanya adalah, dulu kompetisi liga masih berjalan meski ada dua versi yang berbeda. Saat ini, konflik yang terjadi akibat intervensi pemerintah, melalui Kemenpora, terhadap olahraga yang paling digandrungi di Indonesia tersebut membuat sepakbola lokal terhenti karena adanya sanksi dari FIFA.
Sepakbola bagai candu di Indonesia, tak sedikit yang menganalogikannya seperti agama kedua karena tingkat fanatisme yang begitu tinggi. Ketika sanksi dijatuhkan, otomatis para fans sepakbola nasional tak bisa lagi “beribadah” dengan menyaksikan kompetisi lokal atau Timnas Indonesia berlaga.
Disamping para fans yang tak bisa menyaksikan kompetisi lokal dan Timnas berlaga, pengaruh paling kentara dari sanksi federasi sepakbola internasional adalah peringkat Indonesia di tabel FIFA. Sejak dibekukan pada April 2015 oleh Kemenpora, dan sanksi dari FIFA pada Mei 2015, posisi Indonesia terus melorot. Bahkan, sebelum dibekukan pun, peringkat Merah Putih tak bagus-bagus amat.
Seperti dikutip dari situs FIFA dan berbagai sumber lainnya, Selasa (20/10/2015), pergerakan posisi Indonesia di peringkat FIFA sebelum dijatuhkannya konflik cukup positif, di periode Januari-April 2014. Indonesia berada di posisi 161 pada Januari 2014, lalu naik tiga tingkat ke 158 pada Februari 2014.
0 comments :
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.