Breaking News
Loading...
Thursday, December 10, 2015

Begini Cara The Blues Raih Tiketnya ke Babak 16 Besar


ShadowPrediksi - Chelsea menuntaskan misinya saat melakoni laga terakhir fase grup Liga Champions. Menghadapi FC Porto, pasukan "Si Biru" berhasil menang dengan skor 2-0, dan mereka lolos ke babak 16 besar.

Pada laga ini manajer Chelsea, Jose Mourinho, melakukan beberapa perubahan dalam susunan pemainnya. Cesc Fabregas dan Gary Cahill yang biasanya dimainkan sejak menit pertama, dibangkucadangkan untuk memberikan tempat pada Oscar dos Santos dan Kurt Zouma.

Di kubu lawan, Pelatih Porto, Julien Lopetegui, mencoba alternatif formasi yang biasanya turun dengan formasi 4-3-3 menjadi 5-3-2, meski sebenarnya ia bisa menurunkan seluruh pemain terbaiknya. Ruben Neves dan Vincent Aboubakar yang biasanya bermain sebagai pemain utama pun baru masuk sebagai pengganti pada babak kedua.

Perubahan tersebut dilakukan Lopetegui bukan tanpa alasan. Bermain dengan skema lima bek dilakukan untuk meredam sisi sayap Chelsea yang begitu mengandalkan permainan melebar Eden Hazard dan Willian Borges dalam membangun serangan. Namun Mou memiliki strategi jitu untuk menaklukkan lini pertahanan Porto tersebut.


[Susunan starter kedua kesebelasan. Sumber: whoscored]
Chelsea Membendung Serangan Porto dari Tengah

Meski bermain kandang, pada kenyataannya Chelsea tak begitu dominan pada laga ini. Kesebelasan tamu justru mampu menguasai jalannya pertandingan. Hal ini dipertegas dengan data yang dikumpulkan beberapa situs pengumpul statistik, yang menyebut Porto memiliki penguasaan bola di atas 60%.

Namun, penguasaan bola sebenarnya lebih karena kegagalan mereka membongkar lini pertahanan Chelsea yang bermain begitu disiplin pada laga ini. The Blues mengunci setiap serangan Porto dengan mengandalkan zonal marking dan pressing yang tak terlalu agresif.

Chelsea tak berupaya merebut bola sejak Porto membangun serangan dari belakang. Pemain terdepan Chelsea (Diego Costa, Willian, Hazard, dan Oscar) terlihat lebih sering menunggu di area tengah lapangan. Pola seperti ini memaksa Porto harus mengalirkan bola ke tengah karena duo pemain sayap Porto pada laga ini, Miguel Layun dan Maxi Pereira, pergerakannya tak begitu leluasa dengan adanya Willian dan Hazard di depan Cesar Azpilicueta dan Branislav Ivanovic.


[Indi yang menguasai bola terpaksa harus mengoper ke tengah (pada Imbula) karena Willian menjaga jalur operan pada Layun (lingkaran)]

Tercatat sepanjang laga, dari total 549 operan yang dilepaskan Porto, 340 di antaranya berada di sekitar lingkar lapangan tengah. Operan yang berhasil menembus ke sepertiga akhir pertahanan Chelsea pun hanya 151, atau tak sampai sepertiga dari keseluruhan operan.

Tekel dan pressing agresif memang dilakukan para pemain Chelsea ketika bola serangan Porto melewati garis tengah lapangan, khususnya ke area tengah lapangan. Dari situ, Oscar, Ramires, dan Nemanja Matic, diwajibkan melakukan tekel-tekel untuk membuat gelandang-gelandang kreatif Porto (Hector Herrera, Danilo Pereira, dan Gianelli Imbula) tak mampu mengembangkan pertandingan.

Total Chelsea melancarkan 69 kali tekel (Porto hanya 22 kali) dengan 42 kali yang berhasil direbut atau menjadi pelanggaran (yang artinya serangan Porto terputus). Matic melakukan delapan kali tekel dengan enam kali yang berhasil. Sementara Ramires 14 kali melancarkan tekel dengan tujuh kali yang berhasil. Sedangkan Oscar, melakukan delapan tekel.

Tekel-tekel agresif seperti inilah yang membuat Porto kesulitan masuk ke area pertahanan Chelsea. Ketika bola berhasil melewati tengah lapangan, bola akan lebih sering direbut atau dikembalikan lagi ke belakang.

Dengan gaya bertahan Chelsea yang tak terlalu menekan dan melakukan tekel agresif di area permainan lawan, Porto pun akhirnya lebih menguasai jalannya pertandingan. Tembakan jarak jauh pun lebih sering dilakukan Porto, 12 kali dari 17 percobaan, yang sembilan di antaranya hanya membentur para pemain Chelsea.

Chelsea Menyerang Lewat Kiri untuk Melancarkan Serangan Mematikan di Kanan

Sementara mayoritas upaya tembakan Porto dilakukan di luar kotak penalti, Chelsea beberapa kali berhasil mengirimkan bola ke dalam kotak penalti dan menciptakan peluang. Dari 11 upaya tembakan mereka, hanya satu yang dilepaskan dari kotak penalti. Perlu diketahui pula, dua gol yang diciptakan Chelsea merupakan peluang yang diciptakan dari dalam kotak penalti.

Lima bek sejajar dan tiga gelandang di depannya yang dibentuk Porto ketika bertahan berhasil ditaklukkan oleh Mourinho. Pendekatan dua gol yang diciptakan Chelsea pun terlahir dari dua pendekatan strategi yang berbeda pada babak pertama dan babak kedua.

Pada gol pertama Chelsea mengandalkan kedua sayap untuk menyerang, sebagaimana skema andalan mereka. Namun pergerakan Hazard yang memerankan wide playmaker, begitu dibebaskan. Ia tak hanya beroperasi di sisi kiri, tapi juga bergerak ke tengah (bahkan ke kanan) untuk menemukan ruang.

Hal ini menjadi taktik yang cukup jitu untuk menghindari bentrokan di sisi sayap. Pada gol pertama, Hazard menjadi pemberi assist atas gol Diego Costa. Ia memanfaatkan ruang kosong di tengah ketika tiga gelandang Porto naik berupaya merebut bola.


[Proses sebelum terjadinya gol pertama Chelsea]

Lini pertahanan Porto memang bermain rapat pada laga ini. Pada gol pertama Chelsea di atas terlihat bagaimana dua gelandang Chelsea hendak dihentikan oleh empat pemain Porto (satu bek naik) di tengah. Celah inilah yang berhasil dimanfaatkan Hazard untuk memberikan umpan terobosan pada Costa yang kemudian menjadi gol bunuh diri Marcano Sierra.

Sementara pada gol kedua pun pertahanan rapat Porto berhasil dimanfaatkan Mourinho untuk memperbesar keunggulan Chelsea. Lantas, skema serangan Chelsea diubahnya pada babak kedua untuk kemudian menghasilkan gol kedua.

Pertahanan rapat Porto begitu mengikuti arah bola serangan Chelsea. Karenanya pada babak kedua, Mourinho begitu mengandalkan sisi kiri untuk melahirkan celah. Pada babak kedua, Mourinho hendak memanfaatkan celah di sisi kanan.
Hazard masih menjadi pengalir bola serangan Chelsea di sepertiga akhir pertahanan Porto. Begitu pula dengan Oscar yang terus dioperasikan ke sisi sebelah kiri untuk membantu Hazard. Hal ini yang menyebabkan lini pertahanan Porto sering bergeser ke sisi kanan, atau kiri serangan Chelsea.

Dengan bermain rapat, maka sisi sebaliknya, kiri pertahanan Porto, lebih sering tak berpenghuni. Pada babak kedua akhirnya serangan Chelsea lebih berpusat ke sisi kiri. Dari situlah gol kedua Chelsea yang diciptakan Willian berhasil diciptakan.


[Perubahan grafis operan Chelsea pada babak I (kiri) dan babak II (kanan)]

Terlihat pada grafis di atas pada babak II serangan Chelsea menjadi berat sebelah, condong ke kiri. Tapi bola tak dibawa hingga garis tepi lapangan atau area sepak pojok untuk kemudian dikirim menjadi umpan silang, melainkan dibawa ke tengah ketika sebelum mendekati area kotak penalti.

Hal ini dilakukan agar garis pertahanan Porto agak naik dan lima bek sejajarnya tak memenuhi area kotak penalti. Skema ini berjalan mulus, di mana Chelsea setidaknya menciptakan empat peluang yang lahir dari skema ini. Satu di antaranya merupakan gol Willian.


[Proses terjadinya gol kedua Chelsea, Oscar berada di sayap kiri dan Hazard (kembali) masuk ke area tengah untuk memancing pertahanan Porto yang bergeser ke kanan (5vs3). Diakhiri dengan umpan terobosan pada Willian yang tak terkawal]

Kesimpulan

Lini pertahanan Chelsea begitu kokoh dengan adanya Ramires dan Matic di tengah. Ketangguhan kedua pemain ini membuat serangan Porto sering terhenti sebelum masuk ke kotak penalti atau mengembalikan bola ke belakang dan berlama-lama dengan bola dengan harapan bisa memancing para pemain Chelsea.

Namun Mourinho tak terpancing untuk mengubah skemanya meski pada laga ini Chelsea harus memburu gol demi mengamankan tiket babak 16 besar. Mou justru menunjukkan kelasnya dengan taktik-taktik yang ia terapkan, termasuk perubahan skema serangan pada babak kedua untuk memanfaatkan gaya bertahan Porto.

Porto bukan tanpa upaya. Lopetegui sempat mengubah kembali skemanya menjadi 4-3-3 dengan memasukkan Aboubakar dan Neves pada pertengahan babak kedua. Namun Chelsea sudah terlanjur unggul 2-0 ditambah lagi dengan memasukkan John Obi Mikel (gelandang) untuk menggantikan Diego Costa (penyerang) sebagai usaha untuk mempertahankan keunggulan.

0 comments :

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Back To Top